Rabu, 20 Juli 2016

Bakteri Ralstonia solanacearum

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI
Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU













Pendahuluan

Tembakau Paiton Probolinggo yang dikenal dengan  tembakau  Paiton VO (Voor Oogst), merupakan komoditas perkebunan andalan Kabupaten Probolinggo karena dapat memberikan kesempatan kerja, sumber pendapatan yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah dan kegiatan di sektor lain.
Salah satu kendala dalam budidaya tanaman tembakau adalah penyakit layu bakteri Ralstonia solanacearum bagi sebagian orang merupakan nama baru, tapi kalau menyebutkan Pseudomonas solanacearum sudah tidak asing lagi. Ya ..... itulah nama penyakit layu bakteri yang mengganggu tanaman perkebunan  yaitu  tembakau  dan  merupakan  salah  satu  Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) utama.
R. solanacearum merupakan bakteri patogen tular tanah yang menjadi faktor pembatas utama dalam produksi berbagai jenis tanaman di dunia. Bakteri ini tersebar luas di daerah  tropis,  sub tropis, dan  beberapa daerah hangat lainnya. Spesies ini juga memiliki kisaran inang luas dan dapat menginfeksi ratusan spesies pada banyak  famili  tanaman  yang  mempunyai  arti  penting ekonomi.






















Gb.1 Kebun tembakau terserang layu bakteri (Ratmawati, 2013)


Klasifikasi Ralstonia solanacearum

Menurut Agrios (2005), R. solanacearum diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom    :     Prokaryotae
Divisi          :     Gracilicutes

Subdivisi    :     Proteobacteria

Famili         :     Pseudomonadaceae

Genus        :     Ralstonia

Spesies      :     R. solanacearum



Gejala Serangan Ralstonia solanacearum

Gejala awal yang ditimbulkan pada tanaman yang terserang bakteri ini adalah tanaman mulai layu. Kemudian menjalar ke daun bagian bawah. Gejala yang  lebih  lanjut  seluruh  tanaman  layu,  daun  menguning  sampai  coklat kehitam-hitaman  dan  akhirnya  tanaman  mati.  Serangan pada  umbi menimbulkan gejala dari luar tampak bercak-bercak kehitam-hitaman, terdapat lelehan putih keruh (massa bakteri) yang keluar dari mata tunas atau ujung stolon. Adanya daun muda pada pucuk dan daun tua tanaman akan menjadi layu, daun bagian bawah menguning merupakan ciri khas gejala penyakit layu bakteri.
































Gb.2. Gejala serangan Ralstonia solanacearum (Ratmawati, 2013)

Karakteristik Ralstonia solanacearum

R. solanacearum merupakan salah satu bakteri penyebab layu bakteri atau penyakit lender  pada tanaman. Karakteristik bakteri ini adalah:
1.  Selnya berbentuk batang dan bergerak dengan satu flagel

2.  Bakteri ini dapat bertahan di dalam tanah dan dapat cepat berkembang biak pada keadaan tanah yang lembab,
3.  Bakteri ini dapat menginfeksi akar-akar tanaman melalui luka-luka.

4. Patogen    ini    menyerang    jaringan    pengangkutan    air    sehingga mengganggu   transportasi   air   tanaman   inang,   akibatnya   kelihatan tanaman menjadi layu, menguning dan kerdil, dan biasanya dalam beberapa hari tanaman akan mati.
5.  Gejala penyakit layu bakteri pada tembakau ditandai dengan perubahan warna  pada bagian  berkas  pembuluhnya biasanya menjadi  berwarna coklat dan perubahan warna ini dapat meluas sampai ke tulang daun bahkan  sampai  ke  empulur  dan  akar  tanaman  yang  sakit  berwarna coklat.  Umumnya  pertama  kali  gejala  terlihat  pada  tanaman  yang berumur kurang lebih 6 minggu.
6.  Bila  batang  tanaman  yang  sakit  dipotong  dan  potongan  tersebut

dimasukkan ke dalam gelas/wadah berisi air, yang jernih, kemudian dibiarkan beberapa lama, akan keluar eksudat (cairan berwarna putih kotor) yang berisi jutaan bakteri.


A                                          B




















Gb. 3. A. Ciri akar batang tembakau terserang bakteri (busuk basah), dan
B. Keluarnya massa bakteri seperti asap putih (Ratmawati, 2013)

R. solanacearum adalah spesies yang sangat kompleks. Hal ini disebabkan oleh variabilitas genetiknya yang luas dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan setempat, sehingga di alam dijumpai berbagai strain R. solanacearum dengan ciri yang sangat beragam. Ditinjau dari segi morfologi dan fisiologinya, R. solanacearum merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang dengan ukuran 0,5-0,7 x 1,5-2,5 μm, berflagela, bersifat aerobik, tidak berkapsula, serta membentuk koloni berlendir berwarna putih.


Siklus Hidup Ralstonia solanacearum

Memahami siklus hidup R. solanacearum merupakan bagian penting untuk menyusun strategi pengendalian. Secara ringkas, siklus hidup R. solanacearum dapat dimulai dari terjadinya infeksi patogen ke dalam akar, baik secara sendiri maupun melalui luka yang dibuat oleh nematoda peluka akar, atau akibat serangga dan alat-alat pertanian. Setelah berhasil masuk ke dalam jaringan akar,    R. solanacearum akan berkembang biak di dalam pembuluh kayu (xylem) dalam akar dan pangkal batang, kemudian menyebar ke seluruh bagian tanaman. Akibat tersumbatnya pembuluh kayu oleh jutaan sel R. solanacearum, transportasi air dan mineral dari tanah terhambat sehingga tanaman menjadi layu dan mati.
Faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan udara dan air, serta faktor kebugaran tanaman sangat memengaruhi perkembangan patogen. R. solanacearum berkembang pesat pada kondisi suhu udara 24-35°C, tetapi perkembangannya menurun pada suhu di atas 35°C atau di bawah 16°.


Penyebaran Ralstonia solanacearum

Bakteri ini menginfeksi akar tanaman melalui luka yang terjadi secara tidak langsung pada waktu proses pemindahan tanaman maupun luka akibat tusukan nematoda akar, dan secara langsung masuk ke dalam bulu akar/akar yang sangat muda dengan melarut dinding sel. Infeksi secara langsung lebih banyak terjadi jika populasi bakteri di tanah terdapat dalam jumlah yang tinggi. R. solanacearum merupakan patogen tular tanah dan dapat menyebar dengan mudah   melalui   bahan   tanaman,   alat   pertanian,   dan   tanaman   inang. Kemampuan  bakteri  tanah  bertahan  hidup  diduga sangat  bergantung  pada keberadaan tanaman inang.
Metode penyebaran  R.solanacearum mengindikasikan bahwa patogen ini sangat mudah menyebar, baik melalui benih, air, tanah, maupun serangga, sehingga sulit dikendalikan jika telah menjadi wabah (outbreak).

Dampak Ralstonia solanacearum

R.   solanacearum   mampu   menyebar   lintas   benua   dan   negara, menginfeksi berbagai jenis tanaman inang. Hal ini menimbulkan kerugian yang besar sehingga patogen ini menjadi hambatan utama dalam perdagangan internasional dan domestik. R. solanacearum telah tersebar di seluruh dunia, termasuk di Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Eropa, Asia, Afrika,  maupun  Australia  dan  Pasifik.    R.  solanacearum adalah  salah  satu patogen utama yang mengancam ketersediaan pasokan komoditas pertanian, baik untuk keperluan ekspor maupun domestik.


Cara Pengendalian Ralstonia solanacearum

Mengingat kompleksitas ragam R. solanacearum, maka menangani penyakit layu karena bakteri ini secara terpadu antara lain : 1). Penggunaan bibit yang sehat,     2). Desinfeksi air siraman, 3). Pergiliran tanaman, 4). Penggarapan tanah, 5). Pemupukan. 6). Sterilisasi tanah pembibitan, 7) Pencegahan masuknya patogen pada lahan yang sehat, 8). Pengendalian dengan agens hayati (Pseudomonas fluorencens) dan pestisida nabati.


Referensi

Aisyah  I,  2012.  Mengenal  Gejala  Penyakit  Layu  pada Tanaman  dan  Cara Menanganinya.         http://vedca.siap.web.id/2012/03/21/mengenal- gejala-penyakit-layu-pada-tanaman-dan-cara-menanganinya-oleh- imas-aisyah-sp-m-si-widyaiswara-pppptk-pertanian-cianjur/ Diakses
3 April 2014.

Hardiyanti       S,       2013.       Pengendalian       Ralstonia       solanacearum. http://hardiyanti1992.blogspot.com/2013/01/pengendalian-ralstonia- solanacearum.html Diakses 3 April 2014.

Supriyadi, 2011. Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum) : Dampak, Bioekologi  dan  Peranan  Teknologi  Pengendaliannya.  Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Pengembangan Inovasi Pertani